Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan sesamanya.
Komunikasi merupakan dasar membangun hubungan antarmanusia, agar tercapai suatu
pengertian atau kesepakatan bersama.
Komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung, maupun tidak langsung.
Jadi, tujuan komunikasi adalah memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau
perilaku.
Kemampuan berkomunikasi
adalah kemampuan membina hubungan dengan sesamanya. Komunikasi bukan sekedar
kemampuan alami yang sudah diperoleh sejak lahir sehingga tidak perlu
dipelajari.
Dalam berkomunikasi tidak
saja diperlukan kemampuan berbicara, tetapi juga keterampilan dan kepekaan
untuk mengamati keadaan orang lain agar komunikasi bersifat timbal baik. Dengan
demikian, terjadi dialog sehingga tercapai saling pengertian.
Komunikasi yang
disampaikan dengan ucapan (bahasa) disebut komunikasi
verbal. Komunikasi tanpa ucapan disebut komunikasi
non-verbal. Contoh: gerakan tubuh, senyuman, sorotan mata, dan kerutan
kening.
Komunikasi melibatkan 4
komponen inti, yaitu sebagai berikut:
1. sumber, yaitu komunikator atau orang yang menyampaikan pesan;
2. penerima, yaitu orang yang menerima pesan;
3. pesan, yaitu segala simbol, baik verbal maupun non-verbal yang disampaikan;
4. saluran, yaitu media yang mengantarai pesan, agar sampai pada penerima pesan.
Contoh telepon dan udara.
Komunikasi yang
efektif terjadi jika:
a. pesan dapat dimengerti;
b. sumber dapat dipercaya;
c. tanggapan penerima pesan sesuai dengan pesan yang disampaikan.
Komunikasi demikian membantu seseorang belajar memahami orang lain dan
mambantu orang lain memahami dirinya.
Sebaliknya, komunikasi
yang tidak lancar dapat mengakibatkan kesalahpahaman, konflik, pertentangan
pendapat, bahkan perselisihan. Komunikasi tidak efektif jika terdapat perbedaan
persepsi mengenai informasi yang disampaikan dan yang diterima.
Ada beberapa hal agar
pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh penerima pesan, yaitu sebagai
berikut:
1. Sumber secara jelas “memiliki”
pesan yang disampaikan:
Kalimat yang disampaikan
menggunakan kata: saya, aku, menurut saya, dan sebagainya. Penggunaan kata-kata
itu menunjukkan tanggung jawab pribadi atas informasi yang disampaikan. Pesan
yang dimulai dengan kata-kata: kebanyakan
orang, kata orang, atau menurut
kabar, merupakan istilah yang menyulitkan karena tidak jelas, apakah pesan
itu hasil pemikiran orang lain atau hanya mengulang perkataan orang lain.
2. Pesan yang lengkap dan
spesifik:
Informasi harus lengkap dan
spesfik, agar tidak terjadi kesimpangsiuran atau kesalahpahaman.
3. Pesan verbal selaras dengan
pesan non-verbal:
Hal ini sangat penting pada
komunkasi tatap muka. Contoh: mengucapkan terima kasih dengan wajah tersenyum
dan ramah (bukan dengan muka sedih atau cemberut).
4. Mengulang pesan:
Pesan diulang lebih dari satu
kali dan menggunakan lebih dari satu media komunikasi (berbicara, gambar, dan
tulisan), agar memperjelas isi pesan.
5. Meminta umpan balik
Meminta umpan balik dari
penerima pesan penting dilakukan agar dapat dketahui apakah pesan telah
diterima sesuai dengan yang dimaksud akan pemberi pesan.
6. Sesuai dengan sudut pandang dan
cara berpikir penerima pesan:
Pesan disampaikan menurut sudut
pandang dan cara berpikir penerima pesan. Pesan yang sama dapat disampaikan
dengan cara yang berbeda pada kalangan
yang berbeda. Dengan demikian penerima pesan lebih mudah memahami apa yang
disampaikannya.
7. Pengungkapan perasaan:
perasaan dinyatakan dengan
ucapan, tindakan atau kiasan yang sesuai dengan perasaan itu. Contoh: Saya
merasa sedih. Saya seperti ingin menangis. Hati saya seperti tertusuk.
8. Tidak menghakimi atau menilai:
Menjelaskan periaku orang lain
dengan tanpa menilai atau menghakimi orang itu. Misalnya dengan mengatakan: Saya dapat marah kalu kamu menggangu saya, sebagai
pengganti: Kamu egois dan menjengkelkan.
Selain pesan yang jelas, aspek lain
dalam komunikasi adalah kepercayaan atas sumber informasi. Sumber yang memiliki
kredibilitas (keterpercayaan) baik adalah seorang yang dapat diandalkan dan
konsisten dalam perilaku dan perkataannya, memahami topik yang dibicarakan,
aktif, berempati, dan mudah berkomunikasi.
Kredibilitas sumber
tergantung pula pada motivasi atau tujuan dari penyampaian informasi. Jika
motivasinya baik, pesan itu menjadi bermanfaat. Jika motivasinya keliru atau menyimpang
karena ada maksud lain yang tersembunyi, informasi menjadi tidak dapat
dipercayai lagi.
Sumber :
Martono, Lydia Harlina dan Satya Joewana. 2006. Belajar Hidup Bertanggung Jawab: menangkal
narkoba dan kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah mendapatkan materi mengenai Komunikasi pada Kegiatan Bimbingan oleh Guru BK, selanjutnya Anda dapat segera mengisi Jurnal Siswa di bawah ini:
Terima Kasih dan Selamat mempraktekan hasil dari materi ini yah di kehidupan sehari-hari (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar